Salam kenal ^_^

Hello!!! Thanks udah mau mampir ke blog Winarti,salam kenal dan salam persahabatan :)

;D

Enjoy here...

Sabtu, 01 Oktober 2011

Ada Cinta Di Sampit Oleh : Winarti

Jam dindingku sudah menunjukkan pukul 9 malam, tetapi mataku masih enggan terpejam. Hampir satu jam aku menunggu pesan darinya. Aku sudah hampir kesal hingga akhirnya pesan yang kutunggu di jendela chattingku muncul.
“hai…maaf ya aku terlambat…aku benar benar minta maaf.!!”
“hmmm…”
“kamu pasti marah, aku sungguh sungguh minta maaf, bukan maksudku melanggar janji, tapi tadi ada suatu masalah…! Sungguh!!!”
“tidak apa apa ray… aku maklum kok…aku juga sering sepertimu”
“bener nih???”
“iyaaaaaaaaaaaaaaa J!!!”
“J makasih!!! J J gimana? Kamu udah beres2 belum????”
“sudah… semua barangku sudah ku bereskan,,kecuali jam dinding bututku,hahaha “
“hahaha!!!! jam berapa besok pesawatmu berangkat?”
“kalo gak ada delay jam 9 pagi berangkat….”
…………………………..
Seperti itulah,kami banyak mengobrol setiap malamnya, tidak hanya malam ini saja, kami mengobrol tentang banyak hal. Sudah satu tahun lebih aku mengenal Ray(begitu nick namenya) di dunia maya, ia tinggal di Kalimantan Tengah. Kami menikmati dunia ini, walau kami tidak saling mengenal secara fisik dan identitas (inilah salah satu sebab mengapa aku suka chatting, kita bisa belajar mengenal seseorang dengan tulus, menurutku sih begitu ) tapi secara hati, sepertinya tidak perlu diragukan lagi. J
Namaku Mia ( tapi Ray mengenalku dengan May ), aku tinggal di Bandung, tapi tidak mulai besok, karena besok aku akan berangkat ke Kalimantan,tepatnya Kalimantan Tengah, ya… tempat Ray tinggal, tapi sungguh, aku tidak punya niat sedikitpun untuk mencari tau tentang Ray, karena aku percaya pada apa yang disebut takdir, aku yakin suatu saat Tuhan akan mempertemukan aku dan Ray dengan caranya sendiri. Aku pindah ke Kalimantan karena ayahku ditugaskan di sana.. Aku sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA. Aku cukup pintar dikelas, dan juga gaul secara penampilan dan pergaulan, walaupun aku menggunakan kaca mata. Aku punya popularitas yang baik di sekolahku yang lama, selain karena prestasiku, tapi juga karena aku cantik dan lumayan kaya, begitu katanya.
Berat rasanya aku meninggalkan Bandung, disini aku punya banyak teman dan kebahagiaan, semoga juga akan kutemukan di Kalimantan.
            Sekarang aku sudah sampai di Bandara H.Asan Sampit, begitu yang aku baca. Sampit, kota yang akan menjadi tempat tinggal ku beberapa tahun kedepan. Dari bandara, aku, papa, dan mama di jemput oleh seorang sahabat papa, namanya Om Heru, menurut papa, mereka berkenalan saat keluarga Om Heru pindah ke Bandung, waktu itu Om Heru dan papa masih SD, mereka berpisah saat SMA, karena Om Heru ikut orang tuanya pindah ke Kalimantan. Om Heru nampak sangat gembira menyambut kedatangan kami, dari Bandara hingga didalam mobil beliau terus bercerita ini dan itu. Om Heru sangat menyenangkan dan ramah. Sekitar setengah jam kemudian kami telah sampai dirumah kami yang baru, rumah ini cukup besar dan terletak di pinggir jalan. Aku merasa cukup lelah, dan langsung mencari kamar untuk merebahkan diriku. Aku sempat heran, bagaimana bisa rumah ini sudah rapi? Ah, tapi aku terlalu lelah untuk memikirkan hal itu.
Malam hari di kota Sampit kurasakan sangat berbeda dari Bandung. Dan hal yang membuat lebih berbeda lagi, karena malam ini aku tidak bisa mengobrol dengan Ray, mungkin sampai seminggu kedepan atau bahkan lebih, yang jelas sampai jaringan internet dirumahku telah disambungkan.
            Sudah dua hari aku berada dikota kecil ini, dan besok aku telah mulai masuk ke sekolahku yang baru. Menurut tante Lidia ( istri om Heru ) sekolah ku ini adalah sekolah favorit di Sampit, anaknya juga sekolah di sana, namanya Adrian, tapi aku belum pernah bertemu dengannya, sewaktu aku kerumah Om Heru kemarin, dia sedang keluar.
Aku telah siap dengan pakaian rok abu abu panjang dan seragam putih, sepatu hitam, jam tangan berwarna putih, dan rambut yang tergerai. Kata tante Lidia, mama, dan papa, Adrian yang akan mengantarku ke sekolah. Sudah 5 menit akau menunggu Adrian itu, hingga akhirnya meluncur sebuah motor berwarna hitam yang lumyan keren, kemudian pegemudi motor itu masuk kedalam halaman rumahku, kontan aku langsung berdiri, itu pasti Adrian pikirku, aku pun tersenyum ramah, kemudian ia membuka helm nya. Keren…. Itulah yang terbersit dibenakku saat melihatnya. Ia lalu tersenyum manis padaku setelah meletakkan helmnya diatas motor hitam itu. Sejenak kami saling bertatapan dan tersenyum hingga mama keluar dan menyapa Adrian
“eh nak Adrian ya?” tanya mama
“iya tante, mau jemput Mia” ujar Adrian sembari mencium tangan mama
“mia nya udah siap kok,kamu mau masuk dulu gak? Sarapan dulu”
“terimakasih tante, langsung berangkat aja, tadi di rumah Adrian sudah sarapan”
“oh ya udah kalau begitu, hati hati dijalan ya, jangan ngebut”
“iya tante, ayo mia kita berangkat” katanya dengan senyum ramah dan manis.
            15 menit kemudian kami telah memasuki halaman sekolah yang tidak begitu luas jika dibandingkan dengan sekolahku di Bandung. Setelah Adrian memarkir motornya, ia menghampiriku kemudian tersenyum dan berkata
“kita belum sempat berkenalan, namaku Adrian Heru Rayansyah, kamu bisa memanggilku Adrian” sembari tersenyum ia menyebutkan namanya, senyum yang manis sekali, membuat jantungku berdebar. Kubalas senyumannya seraya berkata
“Namaku Miandra Aprilia Rolanda, panggil saja Mia”
Kami pun bercakap cakap sepanjang jalan menuju ruang kepsek. Adrian sangat menyenangkan dan sopan, sepertinya aku menyukainya, entah mengapa aku merasa seperti sudah lama mengenalnya, kami begitu cepat akrab. Di sepanjang perjalanan menuju kelas, murid murid lain menatap kami dengan pandangan yang berbeda
beda,entah apa yang mereka pikirkan sembari tersenyum kepada kami, namun aku melihat sepertinya mereka semua ramah.
 “uy cuy, siapa to? Bungasnya pang,kada bepadahan kam ne kenal lawan binian bengkeng, bagi bagi pang, kasihan aku ne nah, kada payu payu”   
,Entah apa maksud dari perkataan cowok yang kemudian ku ketahui bernama Aryo itu, ia adalah salah satu teman sekelas Adrian, tapi Adrian hanya tersenyum setengah ketawa mendengarnya, begitu juga saat ku tanya padanya apa maksudnya.
Aku dan Adrian ternyata sekelas, ada perasaan senang di hatiku, entah mengapa, mungkin karena Adrian adalah teman pertama yang kudapatkan dikota ini.
            Tak terasa sudah satu minggu aku berada dikota ini, selama seminggu itu pula aku jadi semakin mengenal kota ini, tentu saja dengan bantuan Adrian. Kalau sore, aku diajak Adrian berkeliling keliling melihat tempat tempat yang belum aku ketahui di kota ini. Rasanya sungguh menyenangkan sekali, apalagi ternyata Adrian orang yang sangat menyenangkan. Selama satu minggu disini, aku telah mengunjungi banyak tempat seperti Pasar PPM (Pusat Perbelanjaan Mentaya),pasar subuh, pasar Keramat, Taman Kota Sampit, Pelabuhan, melihat sungai Mentaya,dan masih banyak lagi,bahkan aku sudah pernah ke Mentaya seberang. Aku merasa sudah cukup puas diajak Adrian berkeliling kota ini, dan menurutku Sampit adalah kota kecil yang padat dan cukup sibuk.
            Sudah satu minggu aku tidak bisa chatting dengan Ray, ada kerinduan yang menyelinap di hatiku, walaupun kerinduan itu kadang terobati dengan hadirnya Adrian. Kini aku menyadari sepertinya aku sudah jatuh cinta pada Adrian, aku tau ini terlalu cepat, tapi hatiku tidak bisa kupungkiri. Kelembutannya, kesopanannya, keceriaannya, serta semua yang ada padanya membuatku nyaman. Adrian sungguh berbeda dari semua cowok yang aku kenal, dan entah mengapaaku merasa sepertinya aku sudah mengenalnya.
I’m falling in love……
Aku sudah tak sabar menceritakan ini pada Ray.
            Bel tanda istirahat berbunyi, anak anak lain sudah berhamburan keluar kelas, aku rasanya malas sekali beranjak dari kursiku, aku teringat Ray,sudah seminggu ini aku tidak chat dengannya. Bagaimana kabarnya? Ingatkah ia padaku?
“eeeee lagi ngelamun ya? Hati hati lo,, nanati kesurupan, hahahahaha”.
Suara itu membuyarkan lamunanku, aku menoleh, ternyata Adrian.
“Ah, gak kok, kamu bisa aja” Ujarku lesu.
“Kamu mikirin apaan sih?” tanyanya
“nanti temenin aku ke warnet ya, aku gak tau dimana warnet terdekat dari rumahku, mau  ya?” pintaku
“Ditanya apa jawabnya apa, gimana sih?” cibirnya
“Hehehe, mau ya!”
“Daripada ke warnet, mendingan kita pake hotspot di sekolah aja, gimana? mau gak?”
“mmm.. boleh juga, ok deh!”
“ Emang mau ngapain sih?”
Ayu ja, kena gin ikam tau sorang“   ujarku dengan bahasa sehari hari yang sering digunakan di Sampit, aku telah sedikit belajar bahasa ini.
“hahahahahahahahahaha!!!!” Adrian tertawa ngakak mendengar aku berbicara dengan bahasa itu, akau pun ikut tertawa karena geli sendiri mendengar cara pengucapanku yang kaku.
            Aku dan Adrian telah sampai di halaman sekolah, jam tanganku masih menunjukkan pukul setengah empat sore, lalu kami duduk di kantin sekolah, aku lalu mengeluarkan laptop ku yang berwarna putih dari dalam tas. Adrian pun sama, mengeluarkan laptop berwarna hitam.Kami duduk saling berhadapan. Kami menyalakannya dalam waktu yang hampir bersamaan, setelah tersambung, aku langsung memasukkan alamat chattingku, Adrian pun asyik sendiri dengan layar di depannya, entah apa yang dibukanya. Aku merasa sengat senang, karena ternyata Ray juga sedang online, oh, thanks God!!!
Sudah hampir satu jam kami disini,saat aku lirik jam tanganku sudah menunjukkan pukul setengah lima, dalam rentang waktu itu, aku sudah banyak mengobrol dengan Ray,aku menjelaskan padanya mengapa seminggu ini aku tak bisa mengobrol dengannya, aku juga sudah menceritakan bahwa aku sedang jatuh cinta, rasanya lega sekali, rinduku pada Ray terobati. Dan yang sedikit mengejutkanku, Ray pun sama sepertiku, ia sedang jatuh cinta pada murid baru di kelasnya. Oh…
            Setelah melirik jam tanganku, aku pun melirik Adrian, nampak ia sedang asyik dengan layar di depannya, sembari tersenyum senyum, aku pun penasaran serta merasa bersalah karena dari tadi aku tidak menghiraukannya.
“kamu sedang apa sih?” tanyaku
“Aku lagi chatting, kamu?” katanya lalu menatapku
Chatting? Kok sama sih? Aku juga!” ucapku heran
“ Oya?? ternyata kita punya hobi yang sama! Kok bisa kebetulan gini ya??” Ucap Adrian dengan heran
“ entahlah, hahaha, liat dong! Kamu lagi chat sama siapa sih??”
Kemudian aku menghampiri Adrian dan menatap layarnya.
Degup…….
aku kaget dan hampir tak percaya, bagaimana mungkin apa yang tertera di layarnya sama seperti yang ada di layarku!! Kuperhatikan lagi dengan seksama apa yang kulihat, benar itu memang percakapan antara aku dan Ray!!!
Entah apa yang sedang kurasakan saat ini, ada senang, kaget, tak percaya, semuanya bercampur aduk,ternyata Adrian adalah Ray!!!!


Dengan tangan gemetar karena kaget dan senang aku mengambil laptop ku dan menunjukkannya pada Adrian tanpa berkata kata lagi, dan seketika itu kulihat perubahan raut wajah Adrian, kami saling bertatapan beberapa menit lamanya, terbang dengan pikiran kami masing masing, lalu kemudian Adrian memelukku.
…………………………………………………………………………………………………………

(1)    Sampit adalah asalah satu kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah
(2)   kurang lebih artinya seperti ini “ Woy sob,siapa itu? Cantiknya, kamu ini tidak bilang bilang kenal dengan perempuan cantik, bagi bagi dong, kasihan aku ini, tidak laku laku”
(3)   kurang lebih artinya seperti ini, “ tenang saja, nanti juga kamu tau sendiri “

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kesahnya bagus banar,,,
Ada sambungannya lagi lah ka,,,?????

Posting Komentar