Ada orang bijak yang
mengatakan, setiap hari adalah hari ibu, hari dimana ibu bekerja keras untuk
keluarga. Memang benar, setiap hari ibu membanting tulang dalam segala
urusannya. Ibu tidak mengenal hari ini hari ibu ataupun bukan, tetap saja dia melakukan
semua hal sebaik-baik yang ia mampu. Dan kita sebagai anak, apakah kita harus
menunggu hari anak untuk menjadi anak yang baik bagi ibu?
Hahaha, jawabannya ada
di benak kita masing-masing. Ada satu kisah yang terbayang dalam benak saya dan
saya ungkapkan dalam tulisan ini.
Pada suatu ketika,
terdapat segerombolan anak di sebuah halaman sekolah. Terdiri dari dua orang
anak laki-laki dan dua orang anak perempuan, dan hari ini adalah hari ibu.
Apakah yang mereka perbincangkan?
Anak perempuan pertama
berkata, “suatu saat nanti aku pasti akan mengajak ibu jalan-jalan keliling
dunia, tunggulah sampai aku dewasa dan punya banyak uang, pasti ibu akan sangat
bangga mempunyai anak sepertiku.
Tak mau kalah, anak laki-laki
pertama pun berkata, “aku juga, suatu saat nanti saat aku telah jadi seorang
kaya raya, aku pasti akan membahagiakan ibuku, aku akan memberinya banyak uang,
ibu pasti akan menyesal telah sering memarahiku sewaktu aku kecil” ucapnya
dengan raut kebanggan seakan semua itu telah terjadi.
Anak laki-laki kedua
pun angkat suara, dan dengan lantang ia berkata “aku juga sama seperti kalian!
Suatu saat nanti ketika kelak aku dewasa, aku akan bekerja sangat keras dan
mempunyai banyak uang, sehingga ibuku tidak akan malu melahirkan aku.”
Tiba gilirannya anak
perempuan kedua bercerita, satu detik, dua detik, hingga lima detik berlalu
tanpa suara, ia belum juga membuka suara. Anak laki-laki pertama berkata
“kenapa kau diam saja? Apa kau tidak punya rencana membahagiakan ibumu? Atau
kau tidak menyanyangi ibumu seperti kami?” lalu ketiga anak itupun tertawa
terbahak-bahak.
Anak perempuan pertama
berkata “dasar kau anak durhaka, harusnya kau punya rencana membahagiakan
ibumu!”
Anak perempuan kedua
menatap kearah mereka semua sembari meneteskan air mata sembari berkata “aku
sudah tidak bersama ibu lagi, ibuku telah lama pergi ke surga.”
Ketiga anak lainpun
terdiam seketika. Kemudian ia melanjutkan perkataannya sembari menatap langit
biru, “tapi jika aku jadi kalian, tidak akan kusia-siakan waktuku yang ada
untuk menunggu dewasa, karena belum tentu
umurku masih panjang di dunia ini, belum tentu juga ibu masih ada ketika
aku telah dewasa. Akan kulakukan apapun saat ini juga, kulakukan semua hal yang
bisa menggembangkan senyum di wajahnya, hingga aku tak akan pernah merasakan
penyesalan ketika kapanpun aku atau ibu pergi dari dunia ini.”
Anak perempuan kedua
dengan air mata di antara kedua matanya berjalan menyusuri rerumputan sembari
mengenang ibunda tercinta berlalu dari ketiga anak tadi.
thanks buat
temanku yang udah ngasih inspirasi tentang hal ini, sehingga tercipta satu
tulisan ini. Kebahagiaan seorang ibu, lebih indah dari apa yang kita bayangkan.
TERAS-WINARTI
0 komentar:
Posting Komentar